Jumat, 20 Januari 2012
PEMBUATAN MEDIA
PEMBUATAN MEDIA
1.
Pengertian
Media
Media merupakan
faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media
yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media
yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan
lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi,
baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan
yang dilakukan.
2.
Komponen-komponen Media dan Kegunaannya
Media tanam kultur jaringan
terdiri dari sejumlah unsur yang
diperlukan untuk pertumbuhan eksplan dalam lingkungan buatan,
unsusr-unsur ini umumnya tedapat di tanah.
Komponen media kultur jaringan dapat dikelompokkan kedalam berikut ini.
a.
Unsur
makro, terdiri dari unsur-unsur:
nitrogen (N), fosfor (P), kalium(K), kalsium(Ca), magnesium(Mg), dan sulfur(S)
b.
Unsur
mikro, terdiri dari: boron(B), cobalt(Co), tembaga (Cu), Iodium(I), besi(Fe), mangan(Mn), molybdenum(Mo), dan
seng(Zn)
c.
Vitamin
(vitamin B1) dan Myo-inositol, pada beberapa formula media terkenal juga
menambahkan niasin dan piridoksin (B6)
d.
Gula
(sukrosa), sebagai sumber energi
e.
Zat
pengatur tumbuh, untuk merangsang dan mengontrol pertumbuhan
f.
Agar,
sebagai pemadat media
g.
Arang
aktif, sebagai penyerap senyawa racun (jika diperlukan)
h.
Air(aquades),
sebagai pelarut
3.
Formulasi Media
Terdapat banyak
formula media tanam kultur jaringan yang pada umumnya diberi nama sesuai dengan
nama penemunya, antara lain:
a. Murashige dan
Skoog (MS), memiliki kisaran
pemakaian yang paling luas
b. Gamborg atau B-5, cocok untuk kultur
suspensi sel kedelai dan legum
c. Vacin Went (VW), digunakan untuk
media anggrek
d. Nitsch dan Nitsch, digunakan untuk
kultur tepung sari dan kultur sel
e. Schenk dan Hildebrandt (SH) digunakan
untuk media tanam dikotil
f. Woody plant Plant Medium (WPM)
digunakan untuk media tanaman
berkayu
Tabel
1. Komposisi bahan kimia pada beberapa
formulasi media (mg/l)
Unsur makro
|
VW
|
SH
|
MS
|
B-5
|
WPM
|
Nitsch
|
KNO3
|
80
|
2500
|
1900
|
2500
|
-
|
950
|
NH4NO3
|
-
|
-
|
1650
|
-
|
400
|
-
|
(NH4)2 SO4
|
-
|
-
|
-
|
134
|
-
|
-
|
NH4H2PO4
|
-
|
300
|
-
|
-
|
-
|
-
|
CaCl2 2H2O
|
-
|
151
|
332,2
|
150
|
96
|
166
|
Ca(NO3)24H2O
|
285
|
-
|
-
|
-
|
556
|
-
|
KCl
|
65
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
KH2 PO4
|
-
|
-
|
170
|
-
|
170
|
68
|
MgSO47H2O
|
740
|
400
|
370
|
250
|
370
|
185
|
Na2SO4
|
200
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
NaH2PO4
H2O
|
16,5
|
-
|
-
|
130,5
|
-
|
-
|
Unsure Mikro
|
||||||
MnSO4.4H2O
|
7
|
13,2
|
16,9
|
10
|
29,4
|
25
|
ZnSO4.7H2O
|
2,67
|
1
|
8,6
|
2
|
8,6
|
10
|
H3BO3
|
1,5
|
5
|
6,2
|
3
|
6,2
|
10
|
KI
|
0,75
|
0,1
|
0,83
|
0,75
|
-
|
-
|
CuSO4 5H2O
|
0,01
|
0,2
|
0,025
|
0,025
|
0,25
|
0,025
|
NaMoO3
|
0,001
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
NaMoO4.2H2O
|
-
|
0,1
|
0,25
|
0,25
|
0,25
|
0,25
|
CoCl2 6H2O
|
-
|
0,1
|
0,025
|
0,025
|
-
|
-
|
FeSO4 7H2O
|
-
|
15
|
27,8
|
27,8
|
27,8
|
27,8
|
Fe2(SO4)3
|
2,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Na2 EDTA
|
-
|
20,1
|
37,3
|
37,3
|
37,3
|
37,3
|
Vitamin
|
||||||
Mio-inositol
|
-
|
1000
|
100
|
100
|
100
|
100
|
Tiamin HCl
|
0,1
|
5
|
0,1
|
10
|
0,1
|
0,5
|
Piridoksin HCl
|
0,1
|
0,5
|
0,5
|
0,1
|
0,5
|
0,5
|
Asam nicotin
|
0,5
|
5
|
0,5
|
1
|
0,5
|
5
|
Glisin
|
3
|
-
|
2
|
-
|
2
|
2
|
Biotin
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0,2
|
Sumber; Sutter EG dalam trigiano, RN dan DJ
gray (1996)
4.
Menentukan
pH larutan media
Tingkat keasamaan larutan media
juga menentukan keberhasilan dalam perbanyakan secara kultur jaringan. pH yang
dibutuhkan tanaman berkisar antara 5,6 - 5,8. Pengukuran pH dilakukan dengan
menggunakan pH meter, atau bila menginginkan yang lebih praktis dan murah dapat
digunakan kertas pH (kertas lakmus). Akan tetapi pengg unaan kertas lakmus kurang
akurat dibandingkan dengan penggunaan pH meter. Apabila pH larutan media
dibawah ketentuan di atas maka perlu ditambahkan NAOH 1-2 tetes sedangkan
apabila pH larutan media di atas ketentuan maka perlu ditambahkan HCl 1-2
tetes. Media yang mempunyai pH asam atau basa sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman di dalamnya. Keadaan media yang terlalu asam akan membuat media menjadi
tidak padat, sehingga tanaman tidak akan dapat berdiri dengan tegak dan tidak
dapat menyerap nutrisi secara optimal. Sedangkan media yang terlalu basa akan
membuat tanaman yang tumbuh di dalamnya menjadi keriting atau bahkan mati. Oleh
karena itu pengukuran pH perlu diperhatikan, Untuk menjaga keseimbangan larutan
media.
Manfaat pH dalam media tanam
adalah untuk :
·
Menjaga
kestabilan membrane sel dan sitoplasma
·
Membantu
penyerapan unsur hara
·
Mengatur
sifat padat pada agar (dalam media
padat)
5.
Alur pembuatan media
6.
Menentukan Jenis Dan Komponen Larutan Stok
Sebelum
melakukan kegiatan pembuatan media, perlu dilaksanakan pembuatan larutan stok.
Larutan stok adalah larutan yang konsentrasinya dipekatkan atau ditinggikan
dari konsentrasi dalam media. Biasanya
dinyatakan dalam kelipatan konsentrasi media, misalnya 10x, 20x, 100x, bahkan
1000x konsentrasi media. Tujuan pembuatan larutan stok adalah untuk menghindari
penimbangan yang berulang-ulang setiap kali membuat media. Disamping itu, kadang-kadang timbangan untuk
menimbang bahan-bahan dalam jumlah yang sangat kecil tidak tersedia di
laboratorium. Pembuatan larutan stok didasarkan pada
pengelompokan-pengelompokan yaitu: stok makro, stok mikro, stok Fe (besi), stok
vitamin dan stok hormon. Stok hormon dapat disimpan antara 2- 4 minggu,
sedangkan hara dapat disimpan 4 – 8 minggu.
Dengan adanya larutan stok, pembuatan media selanjutnya tinggal
mengencerkan larutan stok saja.
7.
Menghitung
Kebutuhan Larutan Stok
Tabel 1.
Konsentrasi Bahan/Larutan Stok Pada Media MS (mg/l) dan Volume Pengambilan Sok
untuk Bahan Pembuatan Media
No.
|
Bahan/Stok
|
Pemekatan
|
MS (mg/l)
|
Konsentrasi stok (mg/l)
|
Vol. stok
diambil
|
1.
|
Stok Makro
NH4NO3
KNO3
CaCl2.2H20
KH2PO4
MgSO4.7H2O
|
10x
10x
10x
10x
10x
|
1.650
1.900
440
170
370
|
16.500
19.000
4.400
1.700
3.700
|
100 ml
100 ml
100 ml
100 ml
100 ml
|
2.
|
Stok mikro
H3Bo3
Na2MoO4.7H2O
CoCl2.6H2O
KI
MnSO4
ZnSO4.7H2O
CuSO4.5H2O
|
100x
100x
100x
100x
100x
100x
100x
|
6,2
0,25
0,025
0,83
16,9
8,6
0,025
|
620
25
2,5
83
1.690
860
2,5
|
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
|
3.
|
Stok Fe EDTA
FeSO4.7H2O
Na2EDTA
|
10x
10x
|
27,8
37,3
|
278
373
|
100 ml
100 ml
|
4.
|
Stok Vitamin
Tiamin-HCl,
Piridoksin-HCl
Asam nikotinat
Glisin
|
10x
10x
10x
10x
|
0,1
0,5
0,5
2,0
|
1
5
5
20
|
100 ml
100 ml
100 ml
100 ml
|
5.
|
Stok Mio
Mio-inositol
|
10x
|
100
|
1.000
|
100 ml
|
6.
|
Stok Hormon
ZPT (BA, NAA)
|
100 ppm
|
ses.kbt
|
100
|
|
7.
|
Sukrosa
Agar-agar
|
30.000
±8.000
|
Tdk dibuat stok
|
Rumus pengambilan lar.stok
Dimana:
Vs = Volume stok yang diambil
Cs = Konsentrasi stok
Vm = Volume media yang dibuat
Cm = konsentrasi media
Contoh
soal :
Berapakah pengambilan stok KNO3
yang diambil dari stok yang dipekatkan 10x,
Apabila akan membuat media 1000 ml?
Jawab :
Vs x Cs = Vm x Cm
Vs x 19.000 = 1000 x 1.900
Vs = 1.900.000
19.000
= 100 ml
8.
Membuat
larutan stok
Adapun alur
pembuatan larutan stok adalah sebagai berikut :
Pada Unsur hara
makro, mikro dan vitamin dilarutkan dengan aquadest steril. Sedangkan Pada stok
hormon pelarutan menggunakan NAOH, HCl atau alkohol. Hormon jenis sitokinin
menggunakan pelarut HCl atau alkohol. Untuk hormon jenis auksin pelarutan
menggunakan NAOH.
Teknik pembuatan
stok Fe EDTA berbeda dengan pembuatan stok yang lain. Pada pembuatan stok ini
dilakukan pemanasan di atas hot plate stirer.
9.
Menyimpan
larutan stok
Kondisi penyimpan
larutan stok perlu diperhatikan, karena ada beberapa bahan yang tidak tahan
dalam suhu tinggi atau cahaya. Larutan
stok kadang-kadang juga ditumbuhi oleh mikroorganisme, larutan stok yang
terkontaminasi ini tidak dapat digunakan lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)